Bekantan Si Monyet Bule

Bekantan (bahasa latinnya Nasalis larvatus) sering disebut sebagai monyet Belanda karena mempunyai hidung mancung. Dalam bahasa inggris primata ini dikenal dengan nama proboscis monkey atau long-nosed monkey. Di Kalimantan, jenis kera ini dikenal dengan nama Kera Belanda, Pika, Bahara Bentangan, Raseng dan Kahau.

Bekantan si monyet hidung panjang

Bekantan si monyet hidung panjang

Anatomi
Ciri utama yang membedakan bekantan dengan jenis monyet lainnya adalah hidungnya yang menonjol. Bekantan jantan mempunyai hidung yang sangat panjang yang mencapai lebih dari 10 cm. Ciri khas lainnya adalah perutnya sangat besar dibandingkan dengan jenis monyet lainnya.
Sebagaimana kera pada umumnya, tubuh bekantan ditumbuhi rambut. Kepala, leher, bahu dan punggungnya berwarna coklat oranye, coklat kekuningan atau coklat kemerahan. Sedangkan dada, perut dan ekor berwarna abu-abu muda , kuning muda atau oranye muda.
Bekantan jantan memiliki rambut pipi bagian belakang yang berwarna kemerahan, sedangkan bekantan betina mempunyai rambut pipi bagian belakang berwarna kekuningan.
Bekantan jantan lebih besar dari pada bekantan betina. Ukuran tubuh bekantan jantan bisa mencapai 75 cm dengan berat 24 kg, sedangkan ukuran tubuh bekantan betina mencapai 60 cm dan bobot 12 kg.

Habitat
Bekantan merupakan satwa endemik yang hanya terdapat di Pulau Kalimantan yang merupakan wilayah dari tiga Negara yaitu Indonesia, Malaysia dan Brunai. Bekantan menempati hutan yang berada dekat dengan sungai, rawa, atau pantai. Meskipun bekantan adalah hewan arboreal (hidup di pohon) namun bekantan dapat berenang dan menyelam dengan baik. Bekantan seringkali berenang menyeberangi sungai atau rawa untuk mencari makan.

Folivora dan Frugifora
Bekantan terutama makan dedaunan (folivora) dan buah-buahan (frugivora). Namun bekantan juga makan biji bunga dan serangga. Bekantan lebih menyukai daun muda daripada daun tua. Bekantan juga lebih suka buah mentah daripada buah matang.

Kehidupan Sosial
Bekantan hidup berkelompok dalam kawanan sebanyak 10 sampai 30 ekor. Dalam satu kawanan mereka suka mengeluarkan suara berisik di hutan. Pada siang hari kawanan menjelajah hutan untuk mencari makan dan pada sore hari kembali ke dekat sungai untuk memilih tempat tidur.

Reproduksi
Bekantan betina siap kawin setelah mencapai usia 5 tahun. Bekantan betina memiliki masa kehamilan atara 166 sampai 200 hari dan hanya melahirkan satu ekor anak dalam sekali masa kehamilan.Anak bekantan akan bersama induknya sampai ia menginjak usia dewasa sekitar 4 tahun.

Status Konservasi
Bekantan oleh IUCN Redlist sejak tahun 2000 dimasukkan dalam status konservasi kategori “Endangered” (Terancam Kepunahan) setelah sebelumnya masuk kategori “Vulnerable” (Rentan). Selain itu Bekantan juga terdaftar pada CITES sebagai Apendix I (tidak boleh diperdagangkan secara internasional).
Di Indonesia, Malaysia dan Brunai, bekantan adalah hewan yang dilindungi undang-undang. Bekantan dapat hidup bebas di taman nasional, cagar alam dan suaka margasatwa di tiga Negara tersebut.

Taksonomi
Klasifikasi ilmiah bekantan adalah sebagai berikut:
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Primata
Famili: Cercopithecidae
Subfamili: Colobinae
Genus: Nasalis
Spesies: N. larvatus
Nama binomial: Nasalis larvatus

Leave A Reply

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *